Strategi
adalah sebuah rencana komprehensif yang mengintegrasikan resources dan capabilities dalam
tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi Yuniarsih Tjutju dan Suwatno
(2009: 171).
Agar peningkatan produktivitas kerja
terwujud, pemimpin perlu memahami secara tpat tentang faktor-faktor penentu
keberhasilan peningkatan produktivitas kerja. Menurut Siagian dalam
TjutjuYuniarsih dan Suwatno (2009: 171) faktor-faktor tersebut sebagian
diantaranya adalah “etos kerja yang harus dipegang teguh oleh semua pegawai
dalam organisasi”. Menurutnya etos kerja adalah norma-norma yang bersifat
mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktek-praktek yang diterima
dam diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan
dalam kehidupan kekaryaan anggota dalam suatu organisasi. Etos kerja yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a.
Perbaikan Terus Menerus
Salah satu upaya dalam mengikatkan produktivitas kerja
adalah dengan melakukan perbaikan terus-menerus oleh seluruh komponen
organisasi. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola
organisasi dengan baik, tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting
sebagai bagian dari manajemen mutakhir. Hal ini menjadi penting karena tuntutan
agar terus-menerus berubah baik secara internal maupun eksternal
b.
Pengingkatan Mutu Hasil Pekerjaan
Peningkatan produktivitas kerja dapat dicapai melalui
peningkatan hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen organisasi. Mutu
tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa
barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan yang
diselenggarakan oleh semua pegawai dalam organisasi. Peningkatan mutu sumber
daya manusia merupakan aspek lain yang sangat penting sebagai peningkatan mutu
hasil kerja.
c.
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan unsur paling penting
dalam organisasi. Oleh karena itu pemberdayaan sumber daya manusia merupakan
etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua pemimpin
dalam hierarki organisasi, manakala pimpinan berupaya untuk meningkatkan kerja
pegawainya.
Adapun menurut TjutjuYuniarsih dan
Suwatno (2009: 172) ada beberapa strategi responsitioning perilaku sumber daya
manusia yang dapat dipertimbangkan untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu
sebagai berikut:
1. Strategi
Inovasi
Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan
perilaku kreatif, mandiri namun kooperatif, dan siap menanggung resiko. Dalam
implementasinya, setiap individu harus berorientasi pada target jangka panjang,
memadukan aspek kualitas dengan kuantitas, serta mensinergikan proses dengan
hasil berdasarkan kondisi input yang ada.
2. Strategi
Kualitas
Strategi ini menekankan pada pengembangan perilaku
repetitive, prediktif, mau bekerja sama, namun kurang berani menanggung resiko.
Dalam implementasi, setiap individu cenderung berorientasi pada pencapaian
target jangka menengah dan memprioritaskan pencapaian kualitas, melalui proses
yang terkontrol.
Implikasinya:
Organisasi akan mempekerjakan sedikit pegawai yang
memiliki komitmen tinggi terhadap tujuan organisasi, dan melakukan pengawasan
secara intensif.
3. Strategi
Penguragan Biaya
Strategi ini lebih menekankan pada pengembangan
perilaku repetitive, prediktif, fokus jangka pendek, leih mengutamakan pada
kegiatan individu dan otomatisasi lebih memperhatikan kuantitas dari pada
kualitas, kurang berani mengambil resiko, lebih menyukai kegiatan (pekerjaan)
yang bersifat stabil.
Implikasinya:
Organisasi akan lebih banyak menggunakan tenaga
part time atau sub kontrak. Hal ini akan didukung oleh berbagai program
penyederhanaan (simplikasi), penggunaan teknik otomatisasi, perubahan aturan
kerja, fleksibilitas penugasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar